16 Desember 2010

Sumatera Selatan Pusat Proyek Biomass Town

Jumat, 10 Desember 2010
Sumeks - Sebagai provinsi terkaya kelima, Sumatera Selatan ditunjuk pemerintah pusat sebagai pilot project program Biomass Town. Kepastian itu, terungkap dalam pertemuan staf  Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Jepang, Mr Yoshiyasu Kamijo serta tiga  konsultan dari Recycle One Co Ltd Jepang dengan Gubernur  Ir H Alex Noerdin, kemarin (8/12).
Pertemuan tertutup itu semula dijadwalkan di pemprov Sumsel. Namun, dialihkan ke meeting room Hotel Aryaduta setelah Gubernur mengikuti rapat umum pemegang saham (RUPS) Bank SumselBabel. Usai pertemuan, Alex menjelaskan kalau di Indonesia akan dimulai program Biomass Town sesuai hasil kesepakatan negara-negara ASEAN dua tahun lalu.
    “Kita di Indonesia baru akan mulai tahun ini (2010). Nah, yang jadi pilot project-nya dipilih Sumsel. Lokasinya sendiri di kota Palembang,” tutur Alex. Program tersebut didukung dengan adanya bantuan pemerintah Jepang. Hubungan kerja sama G to G (government to government) ini dilatarbelakangi karena Jepang sudah lebih dahulu melaksanakan program Biomass Town tersebut.
    “Semua kota di Jepang sudah melaksanakannya. Di mana berbagai kebutuhan seperti pupuk, tenaga listrik dan lain sebagainya diperoleh melalui pengolahan sampah,”bebernya. Pemprov Sumsel menunjuk Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Hj Nelly Rasdiana MSi untuk mengomandoi pelaksanaan program ini di Sumsel.
    Hj Nelly Rasdiana menambahkan, pertemuan Gubernur Sumsel Alex Noerdin dengan staf Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang merupakan realisasi dari kerjasama G to G kedua negara dalam upaya mewujudkan Biomass Town. Pemerintah Jepang akan mengucurkan bantuannya kepada Indonesia, yakni provinsi Sumsel sebagai pilot project dalam bentuk dana grant.
    “Bantuan itu untuk dipergunakan dalam pengelolaan limbah agar menjadi produk yang bermanfaat bagi masyarakat,”jelasnya. Dikatakan Nelly, Sumsel harus siap dan memang siap mewujudkan program besar ini. Program Biomass Town di Sumsel juga melibatkan kalangan akademisi, dalam hal ini dipilih Universitas Sriwijaya (Unsri).
    Gambaran awal, Jepang memberikan bantuan untuk mendirikan pabrik pengolahan limbah. Belum diketahui berapa besar bantuan yang akan diberikan karena pertemuan kemarin baru tahap awal. “Yang pasti, lokasinya di kota Palembang,”cetus Nelly. Rencana pemberian bantuan oleh Jepang itu selama tiga tahun.
    Usai dari pertemuan dengan Gubernur, utusan dari Jepang itu langsung melakukan pembicaraan dengan Walikota Palembang Ir H Eddy Santana Putra MT dan jajaran.
    Wako Eddy menyambut baik rencana tersebut. “Akan kita dukung,” ujarnya. Dikatakan, terpilihnya Palembang sebagai pilot project program tersebut, lantaran tingginya komitmen pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan. Untuk lokasi rencananya bakal disiapkan di kawasan Seberang Ulu (SU).  
    Sementara itu, Direktur Pengolahan Lahan Kementrian Pertanian, Amir Hartono mengatakan hal serupa. Menurutnya, Palembang terpilih karena berbagai pertimbangan yakni memiliki material yang melimpah, memiliki perguruan tinggi (PT) yang kompeten yakni Universitas Sriwijaya (Unsri).
    “Terutama Wako (Eddy, red) sangat perduli dengan masalah pelestarian lingkungan,” ungkapnya. Dikatakan, dari program biomas tersebut, nantinya sampah bakal diolah menjadi sejumlah produk seperti pupuk, biogas dan listrik.
    Namun, untuk tahap awal kemungkinan baru skala kecil. Pupuk yang dihasilkan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan para petani daerah sekitar, sedangkan listrik mungkin bisa dimanfaatkan untuk penduduk sekitar pula.
     “Yah, mungkin cukup untuk sekitar 10 rumah tangga,” tuturnya seraya mengatakan, pemerintah Jepang sendiri rencananya bakal membantu dalam bentuk konsultan. “Diharapkan program ini bisa terlaksana mulai tahun depan (2011, red),” tukasnya.(46/mg13)

Tidak ada komentar: